Thursday, 16 May 2019

Saat Tahu Terkena Tyroid

Sebelumnya tidak ada tanda-tanda aku akan mengalami tyroid. Namun aku mulai curiga saat aku mulai sering kelelahan yang mendadak, berkeringat banyak, gampang lelah dan terjadi tremor atau mengigil yang tiba tiba. Untuk menjawab pertanyaanku tentang tanda tanda pnyakit ini akhirnya di bulan mei 2019 aku langsung berangkat ke rumah sakit bungsu untuk berkonsultasi dengan dokter. Dokter pun mengiyakan ini adalah penyakit tyroid. Padahal sebelumnya aku hanya baca berita yang ada di internet tentang penyakit ini. Dokter pun memberikanku resep jenis obat TPU dan propanolol. Namun ya Allah, setiap malam aku gelisah, kadang susah memejamkan mata ber jam jam. Ah mungkin cuma malam ini aku tidak bisa tidur pikirku. Tapi dugaanku salah di hari kedua aku pun tidak bisa memejamkan mata, aku insomnia untuk pertama kali. Ya Allah apakah semenderitanya penyakit tyroid ini. Esok harinya aku begitu lemas, kadang untuk ke toilet aku harus memakai tongkat atau bantuan keluarga.

Thursday, 5 October 2017

Ciri ciri terinfeksi HIV

Guys disini gue mau share pengalaman gue sebagai orang yang mengidap hiv dan ciri ciri awal ketika akhirnya dinyatakan positif. Sebetulnya gue udah 6 bulan positif hiv, tapi baru ketauan sekitar 2 bulan lalu. Mungkin bagi kalian orang awam penasaran kan gimana sih gejala gejala yang timbul pada saat infeksi awal. Jadi selama ini ciri ciri spesifik yang bikin gue curiga gue positif sebetulnya gak ada, bahkan sampai terakhir gue dinyatakan positif tidak ada gejala yang cukup berarti bagi badan. Hanya saja entah kenapa mungkin akhir akhir setelah terinfeksi badan gue gampang lelah, letih dan lesu. Memang setelah googling sana sini si virus hiv ini kadang tidak menunjukan gejala spesifik. Nah bagi gue sendiri, si virus ini berpengaruh ke rasa letih sama seringnya gue terkena radang tenggorokan. Sesekali sariawan dan itu susah sekali sembuh, ini bisa jadi pertanda sih kalo si pertahanan tubuh lagi di serang sama si virus. Gejala awal gak jauh beda seperti penyakit flu biasa, bahkan gejala ini hilang terhempas setelah minum obat flu biasa. Nah ini lah yang fatalnya, karna gejala nya seperti flu biasa dan penyakit tenggorokan biasa justru banyak orang yang sebetulnya positif malah gak ketauan lebih dini kalo dirinya mengidap hiv. Tau tau 5 tahun kedepan udah sampai ke tahap aids (amit amit). Yang berbahaya sih kalo gak ngeh dirinya hiv kaya gue karna memang gue bukan orang yang suka berganti pasangan ataupun pecandu narkoba suntik, tapi syukurnya gue sering donor darah dan akhirnya ketauan lebih dini. Nah selain gejala seperti yang gue sebutin diatas, ada cerita dari teman yang sama sama positif. Kalo dia gejalanya lebih spesifik, menurutnya dia sering diare berkepanjangan, nafas terenga engah kalau naik tangga, ga bisa kerja berat dan sering sekali sakit (dalam 1 bulan bisa beberapa kali sakit). Alhamdulilah nya gue gak merasakan gejala yang begitu parah, karena mungkin pengaruh gue sering makan bawang putih mentah saat mau tidur, memang sih belum ada penelitian kalau bawang putih bisa menghambat virus hiv. Tapi sekedar pengalaman gue, karna kebiasaan papah yang di bawa ke anaknya untuk makan bawang putih mentah saat tidur, itu menjadi modal positif bagi tubuh. Selama 6 bulan mengidap hiv tanpa ketauan, gue ngerasa sehat walafiat saja dan tidak menunjukan gejala berarti, kayaknya sih si bawang putih berpengaruh banyak. Bahkan 8 bulan ini gue sehat, dan tidak pernah sakit parah seperti pengidap hiv lain. Bahkan gejala hiv spesifik seperti gampang terkena jamur atau sakit perut diare berkepanjangan gak pernah dialami.

Nah yang gue ceritain diatas kan gejala awal hiv, kalian yang memang seseorang yang merasa beresiko. Gue rasa wajib tes vct setiap 3 bulan sekali. Atau kalian ikutin langkah seperti gue, rajin rajin lah donor darah. Toh kalaupun kalian positif hiv nanti bisa ketauan lebih dini. Dan bagi kalian yang memang sudah dinyatakan positif hiv, jangan berkecil hati. Karna hiv bukan vonis mati kok. Banyak diluar sana yang sudah berdamai dengan virus ini dan hidup puluhan tahun dan mati karena tua bukan karena hiv. Jaga pola makan aja dan jangan biarkan fikiran stress melanda yang bisa membuat kekebalan tubuh justru menurun. Dan kalian yang hidup bersama saudara atau teman yang mengidap hiv, ga usah takut karena hiv bukan virus yang menular lewat udara kok. Kalian masih aman kok berpelukan atau berjabat tangan dengan orang yang hiv, kalian masih aman kok makan bareng sama orang yang positif hiv. Jadi jangan terlalu kolot seperti orang orang dulu yah, yang justru menalantarkan orang yang terjangkit hiv. Kita setara dengan kalian dan kitapun punya hak sama untuk hidup dan bekerja. Justru dengan dukungan kalian, kita lebih bisa bersemangat menjalani kehidupan. Dan pengidap hiv sekarang gak seperti pengidap hiv zaman dulu, pengidap hiv sekarang mah masih bisa kerja dan sehat seperti orang biasa berkat terapi yang tepat dari dokter. So keep positif thinking yang buat siapapun yang baca postingan saya.. see you..

SEMANGAT SEBAGAI ODHA/HIV POSITIF

Hai, gue ary 27 tahun saat ini. Semenjak gue dinyatakan positif beberapa bulan yang lalu gue memang sempet merasa putus asa. Namun seiring berjalan nya waktu sekarang hati mulai terasa tenang kembali berkat terapi yang tepat dan gaya hidup sehat. Sempat tidak percaya bahwa gue harus menanggung derita sebagai ODHA alias penhidap hiv, padahal gaya hidup gue jauh dari sex bebas. Ya gue bukan orang yang suka berganti ganti pasangan ataupun yang suka narkoba suntik, kemungkinan awal terinfeksi adalah saat gue kecelakaan dan mendapat tranfusi darah orang yang mungkin mengidap hiv (tes negatif tapi virus ada dalam tubuh si pendonor;windows period). Gue ga bisa nyalahin siapa siapa atas cobaan berat ini, gue ga bisa nyalahin tuhan juga, karena hakikatnya semua penyakit adalah ujian bagi gue untuk lebih sabar. Dan tuhan memberikan peringatan ini supaya gue lebih ingat padaNya dan mengubah pola hidup.

Awal ketauan mengidap hiv adalah saat gue mendapat cekalan saat mau mendonorkan darah. Sebelumnya gue adalah pendonor aktif dan telah mendonorkan darah gue sebanyak 17x bahkan sempat diminta donor sel darah putih. Namun memang sialnya saat mau donor ke 18x gue di cekal dokter yang saat itu berjaga. Gue salut dengan alat tes PMI yang sangat akurat, hari itu tak biasanya dokter jaga yang ada di PMI memanggil gue untuk ke ruangan khusus yang jauh dari orang orang. Gue bingung dan ngerasa aneh saat itu, karna wajah dokter ketakutan untuk menyampaikan berita buruk itu. Secara pelan pelan dia menyampaikan, bahwa gue positif hiv sejak terakhir kali donor yang ke 17x. Gue syok ngedenger berita buruk itu dan langsung melihat kertas hasil laboratorium PMI. Sontak gue memberikan pembelaan, bahwa gue bukan orang yang sering berganti pasangan ataupun orang dengan narkoba suntik. Dari wajah dokter saat itu, gue tau dia sedikit ragu atau takut salah menyampaikan sesuatu dan tidak menyalahkan apa pun. Dia hanya meminta bersabar dan menyuruh gue untuk pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan penjelasan tentang penyakit yang gue idap udah selama 6 bulan (rentang donor darah biasanya 3 bulan, tapi gue datangnya telat), dan dia sedikit menjelaskan bahwa hiv tidak hanya diidap oleh orang yang memakai narkoba ataupun orang yang berganti ganti pasangan, bahkan orang yang menerima transfusi darah pun beresiko (dari sini gue mengingat kejadian kecelakaan yang mengharuskan transfusi darah). Gue sempet jelasin ke dokter bahwa gue sehat sehat aja selama ini, tidak ada gejala apapun yang dirasa dan saat gue diberikan kertas lab saat itu pun gue sehat walafiat. Dokter itu pun hanya menepuk bahu dan meminta saya buat bersabar sambil dia memberikan surat rujukan ke rumah sakit hasan sadikin.

Gak ambil waktu jeda panjang, sehabis pulang dari PMI gue langsung ke RS hasan sadikin sambil membawa surat rujukan dari PMI (gue karna ga percaya beberapa kali tes di RS berbeda). Dan hasil tes pun keluar, ternyata memang di beberapa RS pun gue reaktif alias positif HIV. Mau dikata apalagi gue waktu itu depresi berat dan semangat gue menurun. Tapi untungny gue punya temen yang selalu support gue untuk terus maju melakukan pengobatan, temen itu gue kenal dari rs hasan sadikin (sempet ngobrol saat antri dan bertukar kontak whatsapp). Ada jeda 2 minggu gue bingung harus ngapain karna gue orang awam yang tidak tau alur untuk pengobatan ODHA. Tapi untungnya temen ini memberikan penjelasan apa yang harus gue lakukan. Setelah tes CD4 dan viral load dan pengecekan penyakit hati dan jantung, gue saat itu mulai diperkenalkan dengan obat HIV (lini 1) bernama ARV kandungan nya Stavudin, efaviren dan apa yah satu lagi gue lupa. Dan gue disaranin minum obat ini secara tepat waktu, tepat pakai dan dedikasi kepatuhan. Bahkan pemberian obat ini pun ada konseling tersendiri. Karna obat ini sifatnya wajib seumur hidup maka dokter wajib memberikan semangat di awal pemakaian obat. Tapi untungnya gue mah orang yang gak terlalu pusingin obat obatan yang masuk atau yang gue telen karna selama ini aja makan suplemen pun kan tiap hari. Hanya dokter mengingatkan supaya jangan terlalu kaget dengan efek samping obat. Di awal konseling itu dokter paula menjelaskan bahwa obat ARV ini akan memberikan efek pusing, sakit kepala, ruam kulit atau mual yang tak tertahan ( gue sempet mikir, ini obat atau racun).  Tapi gue waktu itu positif thinking dan pulang membawa obat sebanyak 10 biji dari dokter, (obatnya gratis kok seumur hidup guys tenang aja).

Pengalaman gue minum obat pun gue mulai di hari pertama, gue putusin buat makan obat ARV setiap hari di jam 9 malam. Karna jam 9 malam biasany gue udah tidur. Dengan membaca bismillah gue telen tuh obat ARV yang gedenya segede gaban. Gue pun tidur dan berharap gue kuat dan efek apapun tidak terjadi. Namun sayangnya, ternyata oh ternyata, kenapa dokter memberikan konseling yang panjang lebar, jengjreng ternyata di saat gue bangun tidur subuh hari. Gue hampir ga bisa bangun sama sekali, sakit kepala sampai sempoyongan, gue coba berdiri tapi ga bisa, mata kaya orang mabok, jalan ga bisa lurus, mual luar biasa, mau solat subuh serasa berat banget, tanah yang gue injak serasa ga keinjak, ada efek gatal juga di badan. Gue sempet down dihari pertama pemakaian obat, dan gue pun gak kerja hari itu, hanya diam di kamar untuk merasakan efek fly obat yang kaya racun sih menurut gue. Eits tapi pengorbanan gue gak cukup ampe disitu, gue masih berpositif thinking aja dengan obat itu dan terus meminumnya sampai 7 hari. Tapi guys percaya ama gue, efek itu mulai berkurang dan berangsur hilang. Di hari ke 7 gue mulai bisa mengendalikan pusing dan efek lainnya(tiap orang berbeda, ada juga yang berbulan bulan merasakan efeknya, gue saranin baca bismillah seblum makan obat). Ini gue lakuin buat masa depan dan supaya virus tidak menyebar meraja lela. Sampai hari ini di bulan ke 2 minum ARV gue udah gak merasakan efek apapun dari obat itu.gue bisa bekerja dan bersahabat dengan obat. Gue tetep bersemangat walaupun berstatus odha, dan berusaha tidak stress dengan ujian gue ini. Dan semoga bisa istiqomah buat jalanin terapinya. Buat kalian yang baru berstatus positif juga, tetep semangat dan jangan menyerah dengan efek samping. Percaya aja, itu hilang sendirinya.

Nanti disambung dipostingan lainnya.. kalau mau komentar silahkan tinggalkan dibawah.